Mahasiswa tidak jarang mengalami kesukaran tidur, benarkah?

Tidak Sedikit mahasiswa mengeluhkan diri mengalami rintangan tidur. Faktor ini terbukti lewat satu buah studi yg dilakukan oleh Cosmos Institute of Mental Health and Behavioural Sciences (CIMBS), Delhi, India. Seperti yg dilansir lewat thehealthsite, kira kira 34 % perempuan & 15,7 prosen mahasiswa mengalami hambatan tidur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yg mengalami hambatan tidur serta mempunyai risiko tinggi mengalami depresi, kecemasan, lebih emosional & bahkan sekian banyak kesukaran tabiat seperti mengkonsumsi alkohol & penyalahgunaan narkoba.  cream pemutih wajah

Rutinitas seorang tidur larut tengah malam & bangun siang sebenarnya memicu Phase Delayed Sleep Disorder. Kepala CIMBS, Sunil Mital menyampaikan bahwa sebahagian rintangan tidur bisa dicegah atau diobati. Mital menyarankan buat melaksanakan konsultasi bersama dokter spesialis yg menangani masalah tidur atau psikiater, buka bersama mengobati diri sendiri.

Berdasarkan ilmu kedokteran, insomnia (ketidakmampuan buat tidur atau susah utk tidur) menyebabkan peningkatan risiko hipertensi, diabetes, sakit kepala, kekurangan imun, kecemasan, depresi, masalah memori, kecelakaan dulu lintas & bahkan menurunkan performa kerja.

Para peneliti mengemukakan bahwa amat mutlak buat melaksanakan deteksi dini terkait bersama kecemasan sejak musim kanak-kanak. Ini termasuk depresi & masalah emosional yang lain. Dgn demikian, pencegahan terkait bersama hambatan tidur seperti Phase Delayed Sleep Disorder.